Abdul Rauf Wahab DP, ST, MM., lahir ditangga, Bima 10 Maret 1972 dari pasangan Abd. Wahab Abdollah (alm) dan Siti Kalison. Setamat SMA/aliyah (1991) melanjutkan pendidikan S1 di Malang pada Fak Teknik sipil UNISMA Malang tamat 2008, setelah sempat kembali kedaerah dua tahun, ia melanjutkan kembali pendidikan S2 Manajemen di STIE Surabaya, Tamat tahun 2003. Sejak mahasiswa aktif diberbagai organisasi extra dan intra kampus ; Sekretaris HMJ SIPIL UNISMA (1993-1994), Menjadi Ketua BPM FT (1995), Pimpinan Umum Redaksi Majalah SCALE FT dua periode (1995-1997) Ketua HMI komisariat Unisma (1995-1996) Ketua LTMI HMI Cabang Malang(1995-1997) Bendahara umum HMI Cabang malang (1996-1997), Sekretaris umum HMI Cabang malang 1997-1998) Pengurus Pusat LDMI-PB HMI (1999). Tahun 1999 sempat menjadi editor buku tentang Bima “KITA TELAH BANGKRUT” yang merupakan tulisan para tokoh Bima. Tahun 2003-2005 menjadi sekretaris LSM Santira-Nusa yang didirikan Harun al-Rasyid di Mataram. Tahun 2005-sekarang mendirikan Koran lokal OBOR BIMA, dan Sejak Mei 2009 sekarang dipercaya menjadi Direktur Perencanaan KAPET BIMA.
Gunung Tambora dengan ketinggian 2851 Meter di atas permukaan laut, adalah gunung berapi aktif yang berdiri tegak di Pulau Sumbawa. yang juga bagian dari kepulauan Nusa Tenggara. Para ahli Vulkanologi berpedapat bahwa sebelum letusan dahsyatnya pada tahun 1815 ketinggian puncak gunung Tambora mencapai 4.300 m dpl, dan dipastikan sebagai salah satu puncak gunung tertinggi di seluruh nusantara setelah Puncak Jaya (Carstensz Piramid 4884 m dpl), (Volcanic Explosivity Index (VEI). Kini menjelang dua abad letusannya, Tambora semakin indah dan menjadi obyek penelitian berbagai kalangan. Banyak peneliti yang melakukan study dan penelitian tentang letusan, sejarah kegunung apian, pendakian, pencarian sisa peradaban Tambora, serta berwisata alam.
Kawasan Tambora dan sekitarnya sesungguhnya menyimpan pesona dan potensi untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan. Beberapa sektor yang memungkinkan untuk dikembangkan di kawasan ini antara lain perkebunan, peternakan, pariwisata dan perikanan. Sektor perkebunan, disamping Kopi, pengembangan tanaman Mente juga sangat memungkinkan. Sentra produksi Mente seluas 21.500 Ha dengan produksi rata-rata 13.000 Ton per tahun dan masih tersedia lahan seluas 17.000 Ha.Disamping Mente, peternakan Sapi juga sangat potensial dikembangkan di kawasan ini karena tersedia lahan penggembalaan dan pengembangan seluas 34.000 Ha dengan total populasi Sapi sebanyak 37.000 ekor. Keindahan pulau Satonda dan wisata alam gunung Tambora yang telah masuk dalam kawasan strategis nasional sangat memungkinkan dengan rata-rata kunjungan wisatawan sebanyak 3.700 orang pada tahun 2009.Di sektor perikanan dan keluatan, budi daya rumput laut di teluk Saleh sangat memungkinkan dengan sentra produksi rata-rata 1.200 ton per tahun dan areal pengembangan sepanjang 110 km pantai.Kehidupan Di Lereng Tambora
Pulau kecil ini bukan hanya indah, tapi juga penuh mitos dan legenda. Konon sejarah Bima bisa dilacak dari pulau ini karena Sang Bima, pendiri kerajaan Bima, sempat berlabuh di Satonda. Dia bertemu dengan seekor Naga bersisik emas. Naga itu ternyata jelmaan dari seorang Dewi dari kayangan. Dari sinilah, asal muasal keturunan raja-raja Bima.Di lereng Tambora hidup masyarakat Bima dan Dompu maupun warga transmigran asal pulau Bali dan Lombok. Mereka tersebar di tiga kecamatan yaitu di kecamatan Pekat Kabupaten Dompu di sisi selatan, kecamatan Tambora di sisi barat dan Kecamatan Sanggar di sisi timur. Kecamatan Tambora dan Sanggar masuk dalam wilayah administratif kabupaten Bima.Wilayah Tambora merupakan wilayah terluas di kabupaten Bima maupun Dompu. Namun luas wilayahnya tidaklah sebanding dengan jumlah penduduknya yang masih sedikit. Banyak lahan-lahan kosong yang dijumpai sepanjang perjalanan menuju Tambora baik melalui lingkar selatan di wilayah Kempo, maupun di lingkat utara melalui Piong menuju Labuan Kananga.Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di kecamatan Sanggar sebanyak 11.838 jiwa, di kecamatan Tambora sebanyak 6.575 Jiwa. Kecamatan Pekat Dompu dengan luas wilayah sekitar 875, 17 Km2 ( Atau 37, 65 %) dari luas Kabupaten Dompu. Kecamatan Pekat berada pada ketinggian 20 meter di atas permukaan laut. Di wilayah ini terdapat 10 desa dan 61 dusun. Mata pencaharian warganya adalah bertani dan berladang, bnerburu, pencari madu, serta nelayan. Warga transmigran yang sudah berbaur dengan penduduk setempat memanfaatkan lahan transmigrasi itu dengan menanam berbagai jenis buah-buahan serta sayur-sayuran.Luas Kecamatan Sanggar sekitar 72.000 Ha atau 16 porsen dari luas kabupaten Bima. Daerah ini adalah bekas kerajaan Sanggar yang pernah berjaya pada sekitar tahun 1500 sebelum letusan Tambora pada tahun 1815. Disamping dikenal sebagai daerah pegunungan dengan hasil madunya, Sangggar juga merupakan daerah pesisir dengan produksi ikan mencapai 20 ribu ton per tahun. Sedangkan nener mencapai 1 juta ekor per tahun. Untuk komoditi pertanian juga cukup besar berupa komditi padi, kedelai dan kacang tanah. Di Sanggar juga sangat cocok untuk pengembalaan ternak karena wilayah di sebelah baratnya hingga lereng Tambora terdapat padang Savana yang luas untuk pengembalaan.Sedangkan luas wilayah kecamatan Tambora 50.500 Ha. Komoditi unggulan yang dikembangkan di wilayah ini antara lain asam, kemiri, jambu mete, kopi dan kelapa. Disamping itu, potensi peternakan di wilayah ini juga cukup besar seperti peternakan Sapi, kerbau, kuda, kambing, dan domba.
Pesona Kawah Dan Puncak Tambora
Puncak Tambora menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Pendakian empat sampai lima hari menuju puncak terbilang satu perjalanan yang
memikat. Melewati hutan primer kalanggo yang rapat dan berukuran raksasa menjadikan manusia bagaikan noktah kecil tak berarti. Menapak hutan palma dan rotan, menelusuri kawah gersang berupa pasir dan bebatuan kering gersang. Tiba di puncak mata menyapu sampai berbatas lengkung langit. Danau dua warna pada ketinggian 1.800 meter terbentang dalam permukaan tebing kaldera yang terjal hampir tegak lurus. Di bagian lain, mata mampu menangkap seluruh wilayah NTB sampai ke panorama yang membentuk lombok dengan puncak rinjaninya yang kokoh. Sumbawa dengan teluk saleh yang biru merangsang serta beberapa pulau- pulau kecil seperti Moyo dan Satonda lengkap dengan cantiknya laut flores di ujung yang lain.Kaldera Tambora bergaris 6 kilometer dan dalamnya 6 ratus sampai 7 ratus meter. Bagian dasar kaldera sebelah barat laut lebih tinggi dari yang lain. Yang tertinggi adalah di sebelah utara, ditutupi semak belukar. Sedangkan di bagian timur yang terendah terdapat danau seluas 800 x 200 meter dengan kedalaman mencapai 15 meter.
Kopi Tambora
Tambora tidak hanya dikenal dengan letusan dahsyatnya, namun kaya akan pesona dan komodii andalan yang sangat penting bagi pengembangan sosial ekonomi, pariwisata dan budaya serta sektor lainnya. Salah satu komoditi andalan di lereng Tambora adalah Kopi Tambora. Sejak Zaman Kolonial Belanda, banyak orang-orang Jawa yang dipekerjakan di areal perkebunan Kopi Tambora. Sehingga tidak mengherankan jika nama camp-camp di areal ini bernuansa Jawa seperti Afdelin Sumber Rejo dan Afdelin Sumber Urip.Perkebunan Kopi Tambora adalah kawasan perkebunan kopi yang terletak di lembah bagian Utara Gunung Tambora pada ketinggian tempat 700 meter dari permukaan laut. Merupakan Lahan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 500 Ha. Dari luas tersebut baru 254 Ha, Besaran Ha dan Jembatan Besi 18 Ha, sedangkan 246 Ha masih dalam keadaan kosong. Selain tanaman kopi juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang seperti Bangunan prosesing 1 unit, lantai jemur 5 unit, perkantoran 1 unit, sarana ibadah 1 unit,sarana pendidikan 1 unit dan perumahan karyawan 31 unit.Pada awalnya perkebunan Kopi Tambora di kelola oleh PT. Bayu Aji Bima Sena (PT.BABS) Jakarta selaku pemegang Hak Guna Usaha (HGU) sesuai keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor : 21/HGU/DA/77 tanggal 19 juni 1977 dengan memperkerjakan karyawan sebanyak 192 orang, namun sejak tahun 2001 PT. BABS tidak aktif lagi mengelola kebun kopi tambora yang ditandai dengan ditinggalkan dan ditelantarkannya perkebunan kopi beserta aset dan karyawan yang ada di dalam nya. HGU PT. BABS berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 dan tidak diperpanjang lagi sampai saat ini meskipun pihak PT. BABS pernah mengajukan perpanjangan HGU pada tanggal 8 maret 2002.Sejak tahun 2002 Pengelolaan Perkebunan Kopi Tambora diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bima (melalui Dinas Perkebunan Kab.bima) dalam rangka penyelamatan asset perkebunan dan karyawan agar tidak hilang mata pencahariannya. Biaya pengelolaan kebun kopi tambora bersumber dari APBD Kab. Bima dan APBN. Pada saat pengambilan alihan keadaan perkebunan Kopi Tambora sangat memperihatikan. Tanaman Kopi yang produktif hanya 80 Ha dari luas tanaman 254 Ha. Produktif kopi hanya sekitar 150 kg per hektar. Terjadi penjarahan hasil produksi kopi oleh masyarakat sekitar. Tuntutan biaya hidup oleh karyawan yang ditelantarkan PT.BABS. Sedangkan Karyawan yang bertahan hanya tinggal 63 orang.Setelah diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Bima (Dinas Perkebunan Kab. Bima), keadaan perkebunan kopi tambora dari tahun ke tahun semakin membaik. Luas tanaman kopi yang produktif berkembang menjadi 146 Ha pada 3 blok yaitu : Sumber Rejo 52 Ha, Sumber Urip 29 Ha, Besaran 65 Ha. Produksi kopi menjadi 450 kg/Ha. Penyerobotan lahan dan penjarahan hasil kopi dapat ditekan.Total produksi kopi yang dapat dihasilkan sekitar 30-40 ton pertahun. Pemasukan PAD antara Rp. 200 juta – Rp. 300 juta per tahun (tergantung hasil produksi). Karyawan yang bekerja tinggal 47 orang, sedangkan 13 orang mengundurkan diri karena alih pekerjaan.Perkebunan Kopi Tambora harus terus dibangun karena banyak hal yang perlu dibenahi. Di antaranya, populasi tanaman belum memenuhi standar teknis. Populasi kopi hanya 300-600 phn/ha, sedangkan idealnya adalah 1.000 – 1.100 phn/ha,sehingga berpengaruh pada tingkat produktivitas kopi yang hanya 450 kg/ha dari yang seharusnya 1.000 kg/ha. Tanaman kopi sebagian besar sudah tua sehingga perlu direhabilitasi agar produktivitasnya meningkat. Dari 83. 487 pohon kopi yang sudah tua, baru 32.803 pohon yang berhasil direhabilitasi. Kawasan perkebunan kopi tambora sesuai HGU seluas 500 Ha perlu dipertegas batas – batasnya dan di lakukan pemetaan kembali agar tidak diserobot oleh masyarakat sekitarnya. Gedung dan sarana prosesing sudah cukup tua sehingga perlu direnovasi agar fungsinya dapat lebih optimal lagi. Perlu dilakukan penambahan baku luas areal pertanaman kopi pada lahan yang masih kosong guna meningkatkan produksi dan produktivitas lahan.Kopi dari pegunungan Tambora yang berakar dari sejarah dan nama besar Gunung Tambora sudah selayaknya dikembangkan dan dipromosikan dalam kemasan-kemasan kopi bubuk yang berlabel KOPI TAMBORA. Sehingga akan menjadi produk dan komoditi unggulan bagi daerah, sekaligus icon bagi Bima.
Pengembangan Jambu Mete
Kawasan Tambora dan sekitarnya sesungguhnya menyimpan pesona dan potensi untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan. Beberapa sektor yang memungkinkan untuk dikembangkan di kawasan ini antara lain perkebunan, peternakan, pariwisata dan perikanan. Sektor perkebunan, disamping Kopi, pengembangan tanaman Mente juga sangat memungkinkan. Sentra produksi Mente seluas 21.500 Ha dengan produksi rata-rata 13.000 Ton per tahun dan masih tersedia lahan seluas 17.000 Ha.Jambu mete merupakan tanamnan buah berupa pohon yang berasal dari Brasilenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal,Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, danIndonesia.Di antara sekian banyak negara produsen, Brasil, Kenya, dan India merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia.Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete.Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci perut. Daun Jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk obat luka bakar.KTM Tambora
Kabar menggembirakan untuk masyarakat Tambora dan sekitarnya, mulai tahun 2010 Kota Terpadu Mandiri Tambora dimulai. Program lintas sektor tersebut menelan dana lebih kurang 1 triliun rupiah yang akan dikucurkan secara bertahap selama 5 tahun. Dan pada tahun 2010, Pemerintah Pusat mengucurkan 50 milyar rupiah untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, dermaga, pasar, kantor KRM, sarana kesehatan dan lain-lain. Tambora harus terus berbenah menyongsong hari esok. Bisa jadi melalui program KTM yang multi sektor ini, penggalian artefak dan sisa-sisa peradaban Tambora akan dilakukan. Hal ini akan menguak tabir seperti apa peradaan Tambora di masa lalu.Pencanangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka dan Tambora dilakukan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Muhaimin Iskandar Nopember 2009. Obsesi untuk merealisasikan KTM Tambora ini telah dimulai dengan penyusunan Master Plan oleh Pemerintah Daerah dengan memilih desa Kawinda To’i dan Oi Panihi sebagai pusat pertumbuhan dimana pada tahap awal akan dibangun sarana jalan boulevard, tuko, kawasan produksi agro bisnis, dermaga, pasar dan fasilitas umum lainnya. Dengan adanya KTM Tambora ini, proses berkembangnya pemukiman transmigrasi yang biasanya memerlukan waktu 25-30 tahun bisa dipersingkat menjadi 10-15 tahun.Realisasi pembangunan KTM kawasan transmigrasi Tambora dirancang menjadi Pusat Pertumbuhan setelah melalui beberapa tahapan penting antara lain survei yang dilakukan Tim dari Pemerintah Pusat yang diterjunkan ke kawasan Sanggar dan Tambora. Sebagai sebuah terobosan baru untuk menekan tingkat pengangguran di Kabupaten Bima kawasan ini diharapkan akan berfungsi optimal dalam pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang pertanian. Pemerintah daerah menyadari sepenuhnya, suatu kota tidak mungkin terwujud tanpa didukung kegiatan usaha/ ekonomi daerah belakangnya, demikian juga untuk menumbuhkan atau mewujudkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) perlu didukung oleh kegiatan usaha transmigran yang berada di belakangnya. Oleh karena itu KTM perlu melakukan pembangunan Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) sebagai pusat koleksi, pengolahan hasil, distribusi dan jasa dari unit pemukiman transmigrasi dan desa desa sekitar dalam satu satuan ekonomi wilayah.
Satonda Yang Eksotik
Dari puncak Gunung Tambora, pandangan mata lebih leluasa pemandangan kawah, padang pasir, samudra lautan, dan Pulau Satonda. Pulau Satonda sangat indah dengan pemandangannya yang masih alami, di tengah-tengah pulau tersebut terdapat danau yang jernih dan dikelilingi oleh tebing-tebing dari perbukitan yang masih alami. Pulau Satonda dengan ketinggian antara 0 sampai 300 meter di atas permukaan laut merupakan taman rekreasi (recreation park) dengan wilayah seluas 1.000 Ha mempunyai ciri-cirinya yang unik.Kenapa dinamakan Satonda ? ada dua versi tentang ini. Yang pertama Maka pulau tersebut dinamai Pulau Satonda dari kata tonda yang berarti tanda/jejak karena jarak pulau ini dengan daratan cukup dekat sehingga dinamakan satonda atau selalangkah. Kedua, Pulau tersebut dapat dilihat dari puncak Gunung Tambora, tampak dari atas berbentuk telapak kaki kanan manusia, sehingga disebut dengan nama Satonda.Sekarang pulau tersebut telah menjadi kawasan yang dilindungi (strict nature reserve). Pulau Satonda sangat baik untuk menjadi tempat untuk mempelajari hutan, karena hutan di pulau tersebut hancur akibat letusan Gunung Tambora pada tahun 1815, Juga banyak ditemukan jenis-jenis ikan yang baru dan hanya ditemukan di Danau Satonda. Pulau tersebut menjadi habitat sejumlah besar jenis-jenis burung yang dilindungi. Kesemua keindahan alam yang menjadi satu kesatuan menciptakan suatu fenomena indah, unik.
mohon info tentang keanekaragaman hayati tanaman obat yang ada di sekitar lereng tambora dan sistem pengobatan tradisional masyarakat setempat. apakah ada??? trimakasih jika ada tolong di infokan lewat email saya di wildan.effendi@yahoo.co.id trima kasih
mohon info tentang keanekaragaman hayati tanaman obat yang ada di sekitar lereng tambora dan sistem pengobatan tradisional masyarakat setempat. apakah ada??? trimakasih
BalasHapusjika ada tolong di infokan lewat email saya di
wildan.effendi@yahoo.co.id
trima kasih